Karya Seni Kinetik Dengan Akrilik Yang Mendunia

Indonesia kaya akan jenis seni berbahan dasar kayu. Mulai dari ukir sampai patung. Akhir-akhir temuan seni berbahan dasar kayu juga mulai bermunculan, salah satunya kriya kinetik karya Dedy Shofianto artis asal Yogyakarta.

Alumnus Institut Ketika Indonesia atau ISI Yogyakarta membikin karya seni kinetik yang menyerupai kumbang. Berbeda dengan karya seni pada lazimnya, hasil buatan Dedy tidak hanya mempersembahkan karya seni instalasi statis semata namun bergerak ‘kinetik’.

Permulaan diundang menjadi salah satu pembicara dalam sesi pembicaraan kampanye Shopee, Kreasi Nusantara: Koleksi Karya Muda. Dedy berbagi cerita perihal karya seni yang dia bawa yang terinspirasi dari kumbang hama.

“Dia aku mengamati karya-karya yang ada di event pameran cuma seni instalasi statis,” ujarnya terhadap di Sinergi Coworking Space, Yogyakarta, belum lama ini.

Saya berkisah, ide permulaan dia membikin karya seni kinetik, sebab mengamati hal-hal kecil sehari-hari.

“Tetapi sering kali lihat wawung (sejenis hama) yang menarik,” ujarnya.

Istilah kinetik berasal dari kata kinesis atau kinetikos (bahasa Yunani) yang mempunyai arti gerak. Dalam bentuknya, seni kinetik yakni gabungan antara format tiga dimensi dan prinsip mekanika yang umumnya memakai dasar patung, atau memadukan antara materi kayu, akrilik display, dan logam yang diberikan mesin untuk menggerakkan komponen tertentu.

Dalam tiap-tiap karyanya, Dedy menggabungkan seni kinetik, sains, dan teknologi. Saya apa yang membedakan karyanya dengan karya seni kinetik lainnya?

“Tetapi berangkat dari hal-hal di sekitar, aku menggali adat istiadat Indonesia, mempersembahkan binatang-binatang khas Indonesia. Secara teknologi pembuatan mereka lebih canggih, meski aku cuma memakai alat-alat pertukangan pada lazimnya,” ujarnya.

Dia yang juga diketahui dengan karya garuda kinetik ini, akan ikut serta dalam sebuah eksibisi di Taiwan pada Desember yang dikerjakan selama tiga bulan. Sebelumnya, dia pernah turut dalam beragam pameran termasuk Art Jakarta 2017.

“Akan eksibisi di Taiwan yang mengangkat adat istiadat Indonesia ada juga perihal serangga-serangga seperti wawung,” tambah Dedy.

Soal harga, Saya mengaku bahwa dirinya tak dapat mematok harga tertentu untuk karya-karyanya.